Rabu, 16 September 2009
Ma’af kan Aku
Ma’af kan Aku Malam ini begitu sunyi, ku merasa sangat kesepian. Angin begitu kencang, dan tak ada satu pun bintang yang menemani ku, seakan dunia tak pedulikan diriku. sungguh hampa hati ku saat ini. Hujan turun begitu deras seakan tak mau berhenti lagi. tak mampu aku membendung rasa rindu ku yang begitu dalam kepada keluarga ku. Banyak kenangan yang ku lalui bersama mereka, suka duka silih berganti menyelimuti perjalanan hidup kami. Memory…… Entah ada apa yang datang dalam benak ku malam ini?... Aku mencoba tuk menulis di selembar kertas putih yang tak bernilai dengan sebatang pencil yang rapuh. Dalam kesunyian ini. Ingin ku curahkan semua isi hati ku malam ini. Dan ku mulai goreskan sebatang pencil kecil yang tak layak pakai. Dengan penuh harapan, ku mampu menyelesaikan keluh kesah ku malam ini juga. Memory…… Sungguh tak ingin ku mengingat kembali masa lalu ku. Namun aku sadar, aku hanyalah sosok manusia biasa yang ingin di perhatikan dan tak mampu memendam perasaan. Ingin ku awali dengan masa kecil ku, ku jalani masa-masa itu tak seindah dan sebahagia seperti teman-teman ku yang lainnya, walaupun usia ku saat itu masih dini ( tak begitu mengerti artinya sebuah perhatian), namun kenangan itu selalu ada dalam memory ku. begitu menyedihkan, ku selalu di tinggal pergi ke dua orang tua ku dan dititip kan di rumah tante ku. Memory…… Waktu terus berputar tanpa menyadari ku sudah beranjak dewasa, setelah menyelesaikan sekolah menengah atas, aku tak langsung di berikan kesempatan oleh kedua orang tua ku untuk melanjutkan Study di Perguruan Tinggi, dengan berbagai alasan financial. Meskipun kecewa, ku mencoba untuk mengerti dengan keadaan keluarga ku. Ku tak ingin masa lalu ku menjadi beban dalam kehidupan ku. Memory…… Dalam keseharian ku, ku selalu menemani ke dua orang tua ku untuk melanjutkan bisnis kecil-kecillan, guna mencukupi kehidupan kami. Tak ada rasa canggung bagiku tuk bekerja bersama mereka. Memory…… Setiap malam ku berdoa dan bersyukur kepada TUHAN atas segala yang di berikan kepada keluarga ku. Meski di sela-sela waktu saat ku sendiri, diriku selalu memikirkan masa depan ku dan menginginkan untuk melanjutkan Study di Perguruan Tinggi yang menjadi ambisi ku sejak kecil. Memory…… Aku sadar orang tua ku mempunyai rencana yang terbaik untuk masa depan ku. Dan ku jalani hari demi hari ku dengan menemani mereka bekerja dan bekerja tanpa mengenal lelah. Meskipun aku tahu sebenarnya mereka sangat sedih harus menahan ku untuk tinggal bersama mereka. Memory….. Setelah bertahun-tahun menemani ke dua orang tua ku bekerja, aku merasa tak ada yang berubah dalam keluarga ku, sehingga aku memutuskan pergi meninggalkan ke dua orang tua ku untuk mengadu rezeki di kota. Memory…… Dengan izin dan uang saku yang pas-pasan, aku pun berangkat ke kota, tak lupa ku selalu memberikan kabar kepada orang tua ku. Baru sebulan hidup di kota aku sudah mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan untuk masa depan ku, meski tak pernah aku menyadari resiko yang akan aku ambil. Setelah sebulan lebih aku bekerja di sebuah café ternama di kota itu. Aku di dekati atasan ku, dan setelah menjalani hubungan yang cukup lama, aku dilamar dan dinikahinya. Memory…… Setelah pernikahan itu, aku lupa akan ke dua orang tua ku, tak pernah ku memberi kabar dan mengirim uang hasil kerja keras ku untuk mereka. Dengan material yang membius jiwa ku, hidup ku kini berubah dan berubah. Memory…… Setahun usia pernikahan ku, aku selalu mengalami keguguran, dan semenjak itu aku di tinggalkan suamiku. Dan sejak peristiwa itu aku ingin kembali bersama orang tua ku. aku sadar dan ingin meminta maaf kepada ke dua orang tua ku. Apakah aku pantas di maafkan dan dapat di terima untuk hidup bersama keluarga ku lagi ???
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar